Etika Pandita
Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia
Etika Pandita merupakan sikap batin dan perilaku dari pandita yang harus dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi contoh teladan dan memiliki karisma dalam membina umat untuk meningkatkan penghayatan dan pengamalan ajaran Agama Buddha yang bersumber pada Kitab Suci Tipitaka Pali.
- Saya berupaya melaksanakan Pancasila Buddhis secara penuh dalam kehidupan sehari-hari.
- Saya berupaya memperlakukan sesama pandita sebagai saudara kandung saya sendiri.
- Saya selalu menghormati pandita yang lebih senior dalam kepanditaan, tanpa memandang jenjang kepanditaan.
- Saya selalu memperlakukan Bhikkhu dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan Sigalovada Sutta.
- Saya selalu memperhatikan dengan seksama, teguran atau peringatan yang disampaikan oleh Bhikkhu atau pandita yang lainnya, dalam rangka memperbaiki diri atas kekeliruan yang mungkin telah saya lakukan.
- Saya berupaya mempelajari dan menghayati Buddha Dhamma secara lebih mendalam.
- Saya selalu memperlakukan umat dengan baik, ramah, dan sopan tanpa memandang status sosial, kedudukan, ataupun materi.
- Saya selalu berbusana rapi dan sopan, sesuai dengan status saya sebagai pandita.
- Saya berupaya mengendalikan diri dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan agar selalu sesuai dengan Buddha Dhamma.
- Saya berupaya melaksanakan kewajiban saya sebagai pandita dengan serasi, selaras, dan seimbang antara pribadi, keluarga, dan tanggung jawab sosial dalam masyarakat.
- Saya tidak akan melakukan tindakan atau mengeluarkan perkataan yang dapat mengganggu kerukunan beragama.
- Saya tidak akan melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma sopan santun yang berlaku.
- Saya tidak akan menyebarluaskan keburukan-keburukan sesama pembina umat Buddha di depan umum, melainkan akan berupaya sebagai kalyanamitta, untuk mengingatkan yang bersangkutan dari kekeliruan yang mungkin telah dilakukannya.
- Saya berupaya memberi khotbah Dhamma di atas tempat duduk yang tidak lebih rendah dari para pendengar.
- Saya tidak akan menjalani kehidupan yang bertentangan dengan Samma Ajiva.